Pengamanan Informasi dan Kriptografi

Menambah khasanah bacaan kriptologi dan pengamanan informasi bagi masyarakat Indonesia

  • Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang pos baru melalui surat elektronik.

    Bergabung dengan 33 pelanggan lain
  • Arsip

  • Maret 2018
    S S R K J S M
     1234
    567891011
    12131415161718
    19202122232425
    262728293031  
  • Blog Stats

    • 519.519 hits
  • Pengunjung

Hi-Tech vs Hi-Touch

Posted by hadiwibowo pada Maret 12, 2018

https://camo.envatousercontent.com/42578baf8adb1f2e1883fc5c6f40f68e36df2dde/687474703a2f2f69313239382e70686f746f6275636b65742e636f6d2f616c62756d732f616735392f697072616e6177616b652f48695f546563685f30315f7a707334316131383737322e6a7067Postingan ini tidak secara langsung berhubungan dengan pengamanan informasi dan kriptografi, saya pos disini karena isu hi-tech dan hi-touch ini akan menjadi tren dimasa depan, dimana pengamanan informasi dan kriptografi pun akan ikut terdampak.

Hi-tech yang saya maksud dalam postingan ini adalah perkembangan internet of things yang menggantikan “tangan” manusia, sedangkan hi-touch yang saya maksud adalah sesuatu hal yang masih harus dilakukan oleh manusia.

Sebelum lebih jauh dengan istilah internet of things atau disingkat IoT, kita jabarkan apa sih IoT itu ?

Belum ada definisi tetap/baku untuk IoT, saya ambilkan penjabaran IoT menurut Casagras (Coordinator and support action for global RFID-related activities and standadisation) : IoT adalah sebuah infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi. Infrastruktur yang dimaksud terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan jaringannya. IoT memberikan identifikasi obyek, sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi kooperatif yang independen. IoT juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.

Perkembangan IoT  begitu cepat dan merambah hampir keseluruh proses dalam kegiatan kita sehari-hari. Tentunya dengan penggunaan yang baik dan tepat, IoT sangat mempermudah dan mempercepat kegiatan kita sehari-hari dalam menjalani berkah kehidupan ini.

Tidak dapat dipungkiri, IoT juga mengubah arah dalam pekerjaan, kesempatan dan interaksi manusia. Jack Ma (CEO Alibaba) dalam pidatonya di sebuah universitas di Afrika Selatan menegaskan bahwa IoT telah menghapus banyak perkerjaan bagi para karyawan/buruh, tetapi disi lain IoT juga menumbuhkan banyak pekerjaan, kesempatan dan tantangan baru.

Jack Ma juga menggambarkan revolusi mesin menjadi 3

  • Mesin yang membantu tenaga manusia,
  • Mesin yang membantu kecepatan dan keakuratan,
  • Mesin yang membantu proses berfikir, dan
  • Mesin yang membantu manusia dengan mengintegrasikan ketiga mesin diatas.

Keempat revolusi mesin tersebut secara bertahap telah mereduksi banyak pekerjaan manusia yang melibatkan tenaga, kecepatan dan keakuratan, serta proses berfikir. Tetapi pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, imajinasi, intuisi, emosi, etika, relationship/hubungan, dan kebijaksanaan tidak bisa digantikan oleh mesin, robot, ataupun artificial intelligence (AI).

Dalam mesin atau robot AI, sentuhan manusia yang keberadaannya tidak dapat digantikan yaitu dalam memberikan input data. Seseorang yang ahli dalam bidangnya tetap diperlukan untuk memberikan data inputannya agar data yang akan dipakai berfikir oleh mesin AI tersebut pas dan cocok. Input data yang tidak memperhatikan expertise, dan pengetahuan best practise  yang memadai, sangat berbahaya, karena dapat menghasilkan keputusan yang salah.

Dengan kata lain, pekerjaan yang membutuhkan hi-touch manusia tidak bisa digantikan walau dengan mesin yang hi-tech. Begitu juga dalam dunia pengamanan informasi-

-sugianto-

Tinggalkan komentar