Ajang gaul yang berpotensi menjadi ancaman

Seperti yang telah diulas disini, tak disangkal lagi, ajang gaul terpopuler saat ini adalah facebook, mengalahkan rivalnya friendster yang lebih dulu lahir. Tidak hanya digemari oleh orang-orang yang telah terbiasa dengan internet, tetapi juga para remaja, ibu rumah tangga, politisi, bahkan anak-anak.  Banyak facebookers (istilah untuk orang-orang yang berinteraksi dengan facebook) yang menampilkan informasi data pribadi secara lengkap dengan tujuan agar profile-nya terlihat “mantab” dimata facebooker lain.

Jarang disadari bahwa dengan menampilkan profile asli secara lengkap dan detail dapat menjadi ancaman yang dapat merugikan pemilik data melalui penyalahgunaan data/informasi pribadi. Sebagai contoh bila seseorang mengetahui informasi mengenai nama lengkap, tanggal lahir, alamat, nama orang tua, nomor ponsel dan nomor telepon rumah, seseorang itu dapat saja melakukan tindak kejahatan di internet dengan nama orang lain seperti penipuan, pemerasan, pembelian barang, mencoba-coba membobol kartu kredit, rekening bank atau sekedar melakukan gangguan (bullying). Bahkan dapat berlanjut hingga perampokan, perkosaan atau pembunuhan di dunia nyata.

Untuk meminilalisir ancaman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berinteraksi melalui facebook atau situs jaringan pertemanan lainnya, diantaranya adalah :

– Disarankan untuk tidak melakukan input data yang bersifat sensitif seperti nomor telepon seluler/rumah, alamat rumah lengkap atau nama orangtua yang dapat disalahgunakan oleh pihak lain untuk melakukan tindak kejahatan terhadap kita atau atas nama kita.

– Data tanggal lahir diusahakan diset hidden atau private untuk menghindari penyalahgunaan yang dapat menimbulkan kerugian.

– Dalam menuliskan alamat e-mail di forum diskusi umum sebaiknya dengan cara yang tidak dapat langsung di klik, misalnya : saya <spasi> at mailku <spasi> .com, hal ini untuk melindungi supaya e-mail tidak dapat dikoleksi secara otomatis oleh mesin pencuri alamat e-mail.

– Dengan adanya UU ITE dan UU KIP, para pengguna internet diharapkan untuk selalu berlaku hati-hati dan sopan dengan memperhatikan netiket atau etika berinternet seperti halnya sopan santun di dunia nyata. Tidak meng-upload foto, video, lagu atau tulisan yang ada hak ciptanya tanpa meminta izin, tidak membuat tulisan yang dapat dianggap sebagai tuduhan atau pencemaran nama baik serta tidak meneruskan e-mail yang isinya seperti itu kepada orang lain.

– Hindari menjadi pelaku cyberbullying yaitu membuat orang lain (teman) tidak senang misalnya dengan cara memasang foto yang sensitif bagi orang itu. Dan bila anda menjadi korban cyberbullying, dianjurkan untuk berbagi cerita kepada teman-teman agar kasus tersebut dapat menjadi pelajaran bagi yang lain.

Situs jejaring sosial seperti facebook atau lainnya selalu terhubung dengan e-mail, untuk itu perlu juga diperhatikan :

– Tingkatkan kehati-hatian bila mendapat e-mail dari alamat e-mail yang tidak dikenal, usahakan tidak membalas e-mail tersebut (reply) dan bila menerima e-mail yang didalamnya berisi link ke suatu alamat situs tertentu usahakan tidak mengkliknya dari badan e-mail. Bisa jadi hal tersebut merupakan tipuan untuk mengaktifkan program trojan. Bila e-mail semacam itu dirasa mengganggu masukkan saja ke dalam kategori spam.

– Waspadai e-mail palsu (phising) yang seolah-olah dikirim misalnya oleh admin facebook atau oleh admin yahoo, biasanya berisi permintaan klarifikasi username dan password. Amati detail e-mail, apakah benar dari domain mereka atau hanya sekedar tipuan untuk mencuri data login.

– Bila hendak berbelanja di toko online, cek reputasi toko online tersebut. Hindari toko online yang serta merta meminta data kartu kredit secara langsung di webnya dan/atau yang reputasinya buruk atau tidak jelas.

Saya kutip kata mutiara Esther Dyson : “dunia tidak pernah sempurna, apakah on- atau offline, jadi jangan pernah menerapkan standar yang tidak dapat diterapkan saat online”.-antz-